19 Februari 2011

Syafakallah dan Syafakillah



Dari Abu Said Al-Khudri dan dari Abu Hurairah radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ “

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhuatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya (Dosa) kerananya.” (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573)

Ketahuilah wahai saudaraku -semoga Allah merahmati kita semua- telah menjadi ketetapan dari Allah Azza wa Jalla bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami sakit dan musibah selama hidupnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

"Dan sungguh akan Kami berikan cubaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan 'Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji'uun' (Dari Allah kita datang kepada Allah kita akan kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk "(Surah Al-Baqarah : 155-157).


Sakit dan Musibah adalah Takdir Allah Azza wa Jalla

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

Tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala bencana) yang ditimpakan di bumi dan tidak juga yang menimpa diri kamu, melainkan telah sedia ada di dalam Kitab (pengetahuan Kami) sebelum Kami menjadikannya; sesungguhnya mengadakan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. Al-Hadid : 22).

"Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang melainkan dengan izin Allah"(QS. At-Taghaabun : 11).



Sakit dan Musibah Adalah Penghapus Dosa

Ini adalah hikmah terpenting sebab diturunkannya sakit dan musibah. Dan hikmah ini sayangnya tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Acapkali kita mendengar manusia ketika ditimpa sakit dan musibah malah mencaci maki, berkeluh kesah, bahkan yang lebih parah meratapi nasib dan berburuk sangka dengan takdir Allah. Nauzubillah, kita berlindung kepada Allah dari perbuatan sebegini. Padahal apabila mereka mengetahui hikmah dibalik semua itu, maka -insya Allah- sakit dan musibah terasa ringan disebabkan banyaknya rahmat dan kasih sayang dari Allah Ta'ala.

Hikmah dibalik sakit dan musibah diterangkan Rasulullah SAW, dimana beliau bersabda:

"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya". (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).

"Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya"(HR. Bukhari no. 5641).

"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya".(HR. Muslim no. 2573).

"Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya".(HR. Tirmidzi no. 2399, Ahmad II/450, Al-Hakim I/346 dan IV/314, Ibnu Hibban no. 697, disahihkan Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 576).

"Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinya".(HR. Al-Hakim I/348, disahihkan Syeikh Albani dalam kitab Shohih Jami'is Shoghir no.1870).

"Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu darjat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya".(HR. Muslim no. 2572).

"Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api neraka". (HR. Al-Bazzar, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash Shohihah no. 1821).

"Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi".(HR. Muslim no. 2575).

Walaupun demikian, apabila seorang mukmin ditimpa suatu penyakit tidaklah biar tanpa usaha(ikhtiar) untuk berubat. Rasulullah SAW bersabda:

"Allah tidak menurunkan penyakit melainkan pasti menurunkan Ubatnya".(HR. Bukhari no. 5678).

Perlu diketahui bahawa sesungguhnya Allah swt menyediakan ubat bagi setiap sakit yang datang. Dan haram bagi kita untuk berubat dengan cara yang salah, menggunakan bahan yang haram tanpa benar-benar mudarat, perubatan yang mensyirikkan Allah dan seumpamanya.

"Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan ubatnya, maka berubatlah dan janganlah berubat dengan yang haram".(HR. Ad Daulabi dalam al-Kuna, dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash-Shohihahno. 1633).

"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada apa-apa yang haram".(HR. Abu Ya'la dan Ibnu Hibban no. 1397. Dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 1172).

"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan penyakit kalian pada apa-apa yang diharamkan atas kalian".(HR. Bukhari, di-maushulkan ath-Thabrani dalam Mu'jam al Kabiir, berkata Ibnu Hajar : 'sanadnya shohih',Fathul Baari : X/78-79)/

Sumber: www.iluvislam.com/design/e-kad/1709-syafakallah-dan-syafakillah.html

0 comments: